Kabupaten Kerinci
Kabupaten Kerinci
Kabupaten Kerinci adalah salah satu kabupaten di Propinsi Jambi, Indonesia. Kerinci ditetapkan sebagai Kabupaten sejak awal berdirinya Propinsi Jambi dengan pusat pemerintahan di Sungai Penuh. Pada tahun 2011, pusat pemerintahan berpindah ke Siulak.[2] Kabupaten Kerinci memiliki luas 4.200 km² terdiri atas 11 kecamatan.Daftar isi |
Sejarah
Menurut Tambo Minangkabau, Tanah Kerinci merupakan bagian dari rantau Minangkabau.[3] Dalam tambo tersebut dikatakan bahwa rantau pesisir Alam Minangkabau meliputi wilayah-wilayah sepanjang pesisir barat Sumatera bagian tengah, mulai dari Sikilang Air Bangis, Tiku, Pariaman, Padang, Bandar Sepuluh, Air Haji, Inderapura, Muko-muko, dan Kerinci.[4]Pada abad ke-14 hingga ke-18, Kerinci merupakan bagian dari Kerajaan Inderapura, yang berpusat di Inderapura, Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Setelah runtuhnya Kerajaan Inderapura, Kerinci merupakan kawasan yang memiliki kekuasaan politik tersendiri.
Pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, Kerinci masuk ke dalam Karesidenan Jambi (1904-1921), kemudian berganti di bawah Karesidenan Sumatra's Westkust (1921-1942). Pada masa itu, Kerinci dijadikan wilayah setingkat onderafdeeling yang dinamakan Onderafdeeling Kerinci-Indrapura. Setelah kemerdekaan, status administratifnya dijadikan luhak dan dinamakan Luhak Kerinci-Indrapura. Sedangkan Kerinci sendiri, diberi status daerah administratif setingkat kewedanaan.[5]
Pada tahun 1957, Propinsi Sumatera Tengah dipecah menjadi 3 propinsi:
- Sumatera Barat, meliputi daerah darek Minangkabau dan Rantau Pesisir
- Riau, meliputi wilayah Kesultanan Siak, Pelalawan, Rokan, Indragiri, Riau-Lingga, ditambah Rantau Hilir Minangkabau : Kampar dan Kuantan.
- Jambi, meliputi bekas wilayah Kesultanan Jambi ditambah Rantau Pesisir Minangkabau : Kerinci.
Pemekaran
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008, beberapa bekas kecamatan di Kabupaten Kerinci ditetapkan untuk menjadi bagian dari Kota Sungaipenuh.Kecamatan-kecamatan yang dimaksud adalah:
Geografi
Kerinci berada di ujung barat Provinsi Jambi dengan batas wilayah sebagai berikut:Utara | Propinsi Sumatera Barat |
Selatan | Propinsi Bengkulu |
Barat | Propinsi Sumatera Barat |
Timur | Kabupaten Bungo dan Kabupaten Merangin |
Demografi
Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010, populasi Kabupaten Kerinci berjumlah 229.387 jiwa.[6]. Masyarakat yang mendiami kawasan ini adalah Suku Kerinci. Dan bahasa pengantar yang dipergunakan adalah Bahasa Kerinci.Budaya
Seperti masyarakat Minangkabau lainnya, orang Kerinci juga menganut sistem adat matrilineal. Rumah suku Kerinci disebut "Larik", yang terdiri dari beberapa deretan rumah petak yang bersambung-sambung.Suku Kerinci juga memiliki tarian tradisional yang bernama Rantak Kudo. Rantak Kudo adalah tarian yang biasa ditampilkan pada acara-acara bersifat adat atau pada acara khusus yang bersifat sakral.
Bahasa
Bahasa Kerinci termasuk salah satu anak cabang Bahasa Austronesia, yang dekat dengan Bahasa Minangkabau. Beberapa ahli bahkan menyebut Bahasa Kerinci sebagai bagian dari Bahasa Minangkabau.[7] Ada lebih dari 30 dialek bahasa yang berbeda di tiap-tiap desa di daerah Kerinci.Referensi
- ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.
- ^ Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2011 Tentang Pemindahan Ibu Kota Kabupaten Kerinci Dari Wilayah Kota Sungaipenuh ke Wilayah Kecamatan Siulak
- ^ Gusti Asnan, Memikir ulang regionalisme: Sumatera Barat tahun 1950-an, Yayasan Obor Indonesia
- ^ Edwar Djamaris, Tambo Minangkabau, Jakarta: Balai Pustaka, 1991
- ^ Gusti Asnan, Memikir ulang regionalisme: Sumatera Barat tahun 1950-an, Yayasan Obor Indonesia
- ^ http://www.bps.go.id/hasilSP2010/jambi/1501.pdf /Biro Pusat Statistik
- ^ Narendra S. Bisht, T. S. Bankoti, Encyclopaedia of the South East Asian Ethnography, Global Vision Publishing House, 2004
Fhoto Landscape & Places
Danau Kerinci
Kenduri Pusako
Koto Baru Air Tenang Semurup
Bandara Depati Parbo-Hiang
Permandian Air Panas Pancuran Tujuh
Sungai Tutung
Sumur Pulai - Desa Gedang
Sungai Penuh
SMP Negeri 2 Sungai Penuh
Tugu Adipura - Sungai Penuh
Monumen Sutan Kamat - Pondok Tinggi
(gelar Depati Payung Negeri Panjang Rambut)
Rumah Adat nge-Munganjung SEMURUP
view from Lapangan Merdeka Sungai Penuh
view from Koto Pandan - Sungai penuh
Simpang Siulak Deras
Gallery
KENDURI PUSAKO DUSUN EMPIH - 2011
Wisata & Seni
PENCAK SILAT KERINCI
Para pesilat unjuk kebolehan dalam sebuah pementasan seni pencak silat khas kerinci.
Dengan menggunakan senjata Pedang, jurus-juruspun dimainkan, atau yang lebih dikenal dengan nama " Langkah Tigo " atau ada juga yang memakai "Langkah Empat". Seni ini sampai sekarang masih tetap dilestarikan, terutama di pentaskan pada saat acara2 kenduri sko, penyambutan tamu undangan dsb.., semoga tetap lestari dan menjadi kekayaan budaya kerinci dan kebanggaan masyarakatnya
TARI SIKE
Tari
Sike di gelar pada acara2 gotong royong dan kerja bakti, dinyanyikan
oleh kaum wanita. Lirik2 yang berisi pantun2 dan cerita memberi nuansa
yang khas dalam kegiatan GOTONG ROYONG, kaum bapak yang dengan semangat
dan gigih bekerja merampungkan pekerjaan yang di iringi oleh "lagu sike"
oleh kaum ibuk dengan penuh semangat pula.Alunan pantun yang indah dan serasi menambah hangatnya atmosfir kebersamaan dan kekeluargaan. Seandainya anda berada langsung dalam moment ini dan menyaksikan langsung, pasti anda akan terbuai dan terbawa oleh suasana..hmm..Luar biasa..
BATATIN SIRIH BATATIN PINANG
Sirih Pinang yang terhidang didalam Carano, sebagai ucapan Selamat Datang bagi para tamu dan Undangan, karib kerabat dan Para Pemangku Adat yang bertandang ke Ranoh Kincai . . .
Sirih pinang disusun sedemikian rupa didalam sebuah wadah yang dinamakan "Carano" yang diselipkan juga dengan rokok enau atau rokok yang terbuat dari bahan nipah, dan disertai tembakau.
Konon tradisi ini sudah dilakukan oleh para nenek moyang dan orang 2 Tua dahulu dan masih dibudayakan serta telah menjadi Adat sampai sekarang . .
welcome . . .
TARI RENTAK KUDO
Tari Rantak Kudo adalah salah satu kesenian khas daerah Kerinci, tari ini populer di Daerah HAMPARAN RAWANG. Tarian ini dimainkan dengan diiringi alat musik Gendang dan di iringi oleh nyayian yang berisi pantun-pantun. Para penari terdiri dari Pria dan Wanita yang menari dengan gerakan yang khas, yaitu kombinasi dari Gerakan Silat (Langkah Tigo) dan Tari, Biasa nya tarian ini juga ditambah dengan pembakaran "kemenyan" yang membuat penari semakin khidmat dengan gerakan2nya bahkan terkadang ada diantara penari yang mengalami kesurupan.
Biasanya tarian ini digelar dalam acara2 adat, acara resepsi pernikahan dsb.
Salah satu lirik lagu di dalam pantun yang bersahut-sahutan adalah : " tigoa dili, empoak tanoh rawoa. tigoa mudik, empoak tanoh rawoa". Lirik tersebut menceritakan kisah bahwasanya pada zaman nenek moyang dahulu kala..dikala pemerintahan para DEPATI, Tanah Hamparan Rawang merupakan pusat pemerintahan, pusat kota dan kebudayaan di kala itu, yaitu dalam lingkup Depati 8 helai kain yang berpusat di Hiang (Depati Atur Bumi) dimana Tanah Hamparan Rawang merupakan tempat duduk bersama (pertemuan). Adapun arti dari bait syair diatas adalah : " Tiga di Hilir, Empat dengan Tanah Rawang. Tiga di Mudik, Empat dengan Tanah Rawang".
Comments
Post a Comment