SEJARAH TERBENTUKNYA KABUPATEN KERINCI
Pembentukan Kebupaten Kerinci menjadi satu daerah yang berdiri sendiri di ikrarkan melalui Forum Kongres Sakti Alam Kerinci pada Tanggal 12 Januari 1957 di Sungai Penuh.
Oleh Pemerintah Pusat dikeluarkan Undang-Undang Nomor.01 Tahun 1957
tentang Pemecahan Sumatera Tengah menjadi 3 daerah Tingkat I, yang
terdiri dari Propinsi Jambi, Sumatera Barat, dan Riau. Sekaligus
dibentuk daerah Tingkat II pada masing-masing Propinsi, dan Kerinci
menjadi salah satu Kabupaten dalam Propinsi Jambi yang berdiri sendiri,
dimana sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Pesisir Selatan Kerinci (PSK).
Pada Tanggal 10 Nopember 1958 oleh Bapak Gubernur Propinsi Jambi, M. Yusuf Singadekane atas nama Menteri Dalam Negeri, bertempat di Sungai Penuh meresmikan berdirinya Kabupaten Kerinci. Pada saaat itu Kabupaten Kerinci terdiri dari tiga wilayah kecamatan, yaitu :
1. Kecamatan Kerinci Hulu,ibukota di Semurup
2. Kecamatan Kerinci Tengah, ibukota di Sungai Penuh
3. Kecamatan Kerinci Hilir, ibukota Sanggaran Agung
Tiga Kecamatan tersebut akhirnya berkembang menjadi 6 kecamatan sebagai realisasi dari usulan Pemerintah Daerah di saat itu, maka dengan SK Gubernur Jambi Tanggal 1 April 1963 No.5/A/1, Kabupaten Kerinci ditetapkan menjadi 6 Kecamatan :
1. Kecamatan Danau Kerinci, ibukota Sanggaran Agung. Dengan 2 Kemendapoan : Kemendapoan Keliling Danau dan Kemendapoan Seleman.
2. Kecamatan Gunung Raya, ibukota Lempur. Dengan 3 Kemendapoan : Kemendapoan Lolo, Kemendapoan Lempur, Kemendapoan III Helai Kain.
3. Kecamatan Sungai Penuh, ibukota Sungai Penuh. Dengan 2 Kemendapoan : Kemendapoan Lima Dusun, Kemendapoan Rawang.
4. Kecamatan Sitinjau Laut, ibukota Hiang. Dengan 3 Kemendapoan : Kemendapoan Hiang, Kemendapoan penawar, Kemendapoan Tanah Kampung.
5. Kecamatan Gunung Kerinci, ibukota Siulak. Dengan 3 Kemendapoan : Kemendapoan Siulak, Kemendapaon Natasari, Kemendapoan Danau Bento
6. Kecamatan Air Hangat, ibukota Semurup. Dengan 3 Kemendapoan : Kemendapoan Semurup, Kemendapoan Depati VII, Kemendapoan Kemantan.
Dengan adanya Undang-Undang No.5 Tahun 1979 tentang pemerintahan desa, maka status Kemendapoan dihapuskan, dan seiring perkembangan penduduk dilakukanlah pemekaran desa-desa dan kelurahan.
Masjid Agung Pondok Tinggi Mulai di bangun pada Tahun 1874, Arsitektur bangunan di percayakan masyarakat setempat kepada M.Tiru, salah seorang warga Pondok Tinggi. Pembangunan Masjid diawali dengan musyawarah warga Pondok Tinggi dan terbentuklah Panitia Pembangunan yang akan mengkordinir pekerjaan pembangunan, yang terdiri dari 4 orang Rio:
1. Bpk. Rukun (Rio Mandaro)
2. Bpk Hasip (Rio Pati)
3. Bpk Timah (Rio Temenggung)
4. Bpk H. Rajo Saleh (Rio Temenggung)
Kemudian ditunjuk juga 12 Tukang bangunan yang bertugas mengukur, memotong dan memilah berbagai bahan material. Sementara itu masyarakat setempat ikut membantu secara bergotong royong.
Pembangunan Masjid Agung Pondok Tinggi selesai secara permanen pada Tahun 1902. Pada awal pembangunan dinding Masjid terbuat dari anyaman bambu, lalu diganti dengan kayu yang diukir dengan motif khas Kerinci.
Arsitektur Masjid Agung Pondok Tinggi sangatlah unik dan anggun. Atap berbentuk piramid berlapis tiga, ini melambangkan filosofi adat masyarakat Pondok tinggi yang di pegang teguh, yaitu : " Sko dengan tigo takah " (Pusaka yang Tiga Tingkatan), yg terdiri dari : Sko Tengganai, Sko Ninik Mamak, Sko Depati.
Masjid ini di topang oleh 36 tiang penyangga. Ke 36 tiang tersebut dibagi menjadi 3 Kelompok Tiang;
1. Tiang panjang Sembilan (Tiang Tuo)
2. Tiang Panjang Lima
3. Tiang panjang Dua
Tiang Tuo sebanyak 4 buah tertata membentuk sketsa segi empat di ruangan utama masjid.. Tiang Panjang Lima 8 buah diruangan tengah, Tiang Panjang Dua 24 buah diruangan bagian Luar. Interior masjid dihiasi dengan ukiran-ukiran kayu dan kaligrafi yang indah yang memenuhi sepanjang dinding masjid, karna dinding masjid ini terbuat dari kayu ukiran. Konon Masjid ini dibangun tanpa menggunakan paku, namun hanya memakai pancang dan pasak dari kayu.
Jika anda ke Kota Sungai Penuh, Masjid ini tidak sulit untuk dicari, karena arsitektur bangunannya yang khas dan didirikan di dataran yang agak tinggi, sehingga mudah untuk dilihat dan ditemukan.
Jika anda sholat di dalam Masjid ini akan memberikan nuansa tersendiri yang eksotik, atmosfir masa lampau masih sangat kental dan terasa. Bagi anda yang belum mencoba sholat di Masjid Agung Pondok Tinggi, ada baiknya anda mencobanya agak sekali dua, anda akan disuguhkan pemandangan masjid yang indah dan menakjubkan...
MASJID PAHLAWAN DEBAI
MASJID JAMIK KOTO PAYANG-KOTO TUO
MASJID KOTO PANJANG - KEC.DEPATI VII
MASJID RAYA AL MUHAJIDIN - KEC. SIULAK
MASJID BAITURRAHMI - KOTO LANANG
Pada Tanggal 10 Nopember 1958 oleh Bapak Gubernur Propinsi Jambi, M. Yusuf Singadekane atas nama Menteri Dalam Negeri, bertempat di Sungai Penuh meresmikan berdirinya Kabupaten Kerinci. Pada saaat itu Kabupaten Kerinci terdiri dari tiga wilayah kecamatan, yaitu :
1. Kecamatan Kerinci Hulu,ibukota di Semurup
2. Kecamatan Kerinci Tengah, ibukota di Sungai Penuh
3. Kecamatan Kerinci Hilir, ibukota Sanggaran Agung
Tiga Kecamatan tersebut akhirnya berkembang menjadi 6 kecamatan sebagai realisasi dari usulan Pemerintah Daerah di saat itu, maka dengan SK Gubernur Jambi Tanggal 1 April 1963 No.5/A/1, Kabupaten Kerinci ditetapkan menjadi 6 Kecamatan :
1. Kecamatan Danau Kerinci, ibukota Sanggaran Agung. Dengan 2 Kemendapoan : Kemendapoan Keliling Danau dan Kemendapoan Seleman.
2. Kecamatan Gunung Raya, ibukota Lempur. Dengan 3 Kemendapoan : Kemendapoan Lolo, Kemendapoan Lempur, Kemendapoan III Helai Kain.
3. Kecamatan Sungai Penuh, ibukota Sungai Penuh. Dengan 2 Kemendapoan : Kemendapoan Lima Dusun, Kemendapoan Rawang.
4. Kecamatan Sitinjau Laut, ibukota Hiang. Dengan 3 Kemendapoan : Kemendapoan Hiang, Kemendapoan penawar, Kemendapoan Tanah Kampung.
5. Kecamatan Gunung Kerinci, ibukota Siulak. Dengan 3 Kemendapoan : Kemendapoan Siulak, Kemendapaon Natasari, Kemendapoan Danau Bento
6. Kecamatan Air Hangat, ibukota Semurup. Dengan 3 Kemendapoan : Kemendapoan Semurup, Kemendapoan Depati VII, Kemendapoan Kemantan.
Dengan adanya Undang-Undang No.5 Tahun 1979 tentang pemerintahan desa, maka status Kemendapoan dihapuskan, dan seiring perkembangan penduduk dilakukanlah pemekaran desa-desa dan kelurahan.
FHOTO MASJID
MASJID AGUNG PONDOK TINGGI
Masjid Agung Pondok Tinggi Mulai di bangun pada Tahun 1874, Arsitektur bangunan di percayakan masyarakat setempat kepada M.Tiru, salah seorang warga Pondok Tinggi. Pembangunan Masjid diawali dengan musyawarah warga Pondok Tinggi dan terbentuklah Panitia Pembangunan yang akan mengkordinir pekerjaan pembangunan, yang terdiri dari 4 orang Rio:
1. Bpk. Rukun (Rio Mandaro)
2. Bpk Hasip (Rio Pati)
3. Bpk Timah (Rio Temenggung)
4. Bpk H. Rajo Saleh (Rio Temenggung)
Kemudian ditunjuk juga 12 Tukang bangunan yang bertugas mengukur, memotong dan memilah berbagai bahan material. Sementara itu masyarakat setempat ikut membantu secara bergotong royong.
Pembangunan Masjid Agung Pondok Tinggi selesai secara permanen pada Tahun 1902. Pada awal pembangunan dinding Masjid terbuat dari anyaman bambu, lalu diganti dengan kayu yang diukir dengan motif khas Kerinci.
Arsitektur Masjid Agung Pondok Tinggi sangatlah unik dan anggun. Atap berbentuk piramid berlapis tiga, ini melambangkan filosofi adat masyarakat Pondok tinggi yang di pegang teguh, yaitu : " Sko dengan tigo takah " (Pusaka yang Tiga Tingkatan), yg terdiri dari : Sko Tengganai, Sko Ninik Mamak, Sko Depati.
Masjid ini di topang oleh 36 tiang penyangga. Ke 36 tiang tersebut dibagi menjadi 3 Kelompok Tiang;
1. Tiang panjang Sembilan (Tiang Tuo)
2. Tiang Panjang Lima
3. Tiang panjang Dua
Tiang Tuo sebanyak 4 buah tertata membentuk sketsa segi empat di ruangan utama masjid.. Tiang Panjang Lima 8 buah diruangan tengah, Tiang Panjang Dua 24 buah diruangan bagian Luar. Interior masjid dihiasi dengan ukiran-ukiran kayu dan kaligrafi yang indah yang memenuhi sepanjang dinding masjid, karna dinding masjid ini terbuat dari kayu ukiran. Konon Masjid ini dibangun tanpa menggunakan paku, namun hanya memakai pancang dan pasak dari kayu.
Jika anda ke Kota Sungai Penuh, Masjid ini tidak sulit untuk dicari, karena arsitektur bangunannya yang khas dan didirikan di dataran yang agak tinggi, sehingga mudah untuk dilihat dan ditemukan.
Jika anda sholat di dalam Masjid ini akan memberikan nuansa tersendiri yang eksotik, atmosfir masa lampau masih sangat kental dan terasa. Bagi anda yang belum mencoba sholat di Masjid Agung Pondok Tinggi, ada baiknya anda mencobanya agak sekali dua, anda akan disuguhkan pemandangan masjid yang indah dan menakjubkan...
MASJID RAYA SUNGAI PENUH
MASJID RAYA HAMPARAN RAWANG
MASJID JAMIK SIULAK MUKAI
MASJID RAYA TIGO LUHAH SEMURUP
MASJID AKBAR KOTO BARU HIANG
MASJID BAITURRAHMAN SUNGAI PENUH
MASJID PAHLAWAN DEBAI
MASJID JAMIK KOTO PAYANG-KOTO TUO
MASJID KOTO PANJANG - KEC.DEPATI VII
MASJID RAYA AL MUHAJIDIN - KEC. SIULAK
MASJID BAITURRAHMI - KOTO LANANG
Comments
Post a Comment